Menghargai Diri Sendiri

Wuuuiiiihhhh.... dua ribu delapan (2008) usia menginjak 23 tahun tepatnya 2 bulan lagi, saya jadi makin merasa mempunyai tanggung jawab yang makin gede aja, makin banyak “PR”. Meskipun sampai sekarang masih hidup bersama orang tua tapi sudah mulai kerja cari uang sendiri sejak 4 tahun lalu sejak lulus SMU (maklum gak nglanjutin kuliah... mahaaalll....), dan memang benar seperti yang dikatakan juga oleh teman-teman seangkatan saya kalau belakangan ini makin lama kita makin memiliki tanggung jawab yang makin besar di masyarakat.

Termasuk tanggung jawab buat membawa diri sendiri menjadi orang yang bener karena godaan juga makin banyak saja. Buat yang umurnya seangkatan dengan saya tentunya juga dihadapkan pada masalah hal yang sama pula. Makanya kita musti menjaga diri. Guru Spriritual saya pernah bilang : “Kita sendirilah yang memberi nilai pada diri kita sendiri, dan pada hidup kita ini.” Maka ketika kita tidak menghargai orang lain, bersikap melecehkan orang lain, menghina orang lain, dan memandang rendah orang lain maka sebenarnya kita sedang merendahkan diri kita sendiri.

Guru Spiritual saya juga bilang : “Martabat kita bukanlah tentang apa yang kita sandang, tetapi bagaimana kita berpikir, bagaimana kita berucap, dan bagaimana kita bertingkahlaku atau bertindak, dan bagaimana cara kita menghargai orang lain.” Kita pasti pernah melihat/menemui orang yang punya salah satu (atau mungkin lebih) sifat berikut ini: ngomongnya kasar, tingkah lakunya menyebalkan, suka meras orang lain, suka menekan orang lain, gembelengan, kalo ngomong sok banget, dll. Nah, bagaimana ketika kita ketemu dengan orang macam itu? Sebel, ingin menghindar saja kalau ketemu, lebih baik nggak punya teman seperti itu, atau bahkan pengen nonjok mukanya hahahahaa..... Meskipun orang itu anak pejabat, atau pejabatnya sekalian, atau dia orang kaya, cantik, ganteng, pinter, dsb tapi kalau dia memiliki sifat-sifat yang kurang menyenangkan seperti contoh diatas pasti kita tidak menaruh simpatik sama sekali pada orang tersebut. Itulah yang ingin dikatakan oleh Guru Spiritual saya tentang martabat dan nilai diri seseorang yang berada pada diri mereka sendri. Dengan memahami hal-hal seperti diatas seyogyakartanya kita jangan sampai menjadi bagian dari orang-orang menyebalkan tersebut.


Baca Juga :

Makna Kekayaan

Kisah Nini Yati